cover
Contact Name
Mohamad Jamil
Contact Email
jamil@unkhair.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
kmj@unkhair.ac.id
Editorial Address
Fakultas Kedokteran Universitas Khairun, Jl. Jusuf Abdulrahman Kotak Pos 53 Gambesi kota ternate selatan
Location
Kota ternate,
Maluku utara
INDONESIA
Kieraha Medical Journal
Published by Universitas Khairun
ISSN : 28098757     EISSN : 26865912     DOI : http://dx.doi.org/10.33387/kmj
Core Subject : Health, Science,
KMJ (Kieraha Medical Journal) adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Khairun. KMJ menerbitkan hasil-hasil penelitian dibidang Kesehatan yang mencakup semua aspek ilmu kedokteran yang berasal dari kedokteran dasar, klinis, keperawata, dan farmasi baik study berupa hewan ataupun pada manusia.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 2 (2022): KIERAHA MEDICAL JOURNAL" : 10 Documents clear
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rekurensi Kejang Demam Di Ruang Perawatan Anak RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Tahun 2019-2021 Heny Kurnia Sari; Marhaeni Hasan; Ismail Rahman
Kieraha Medical Journal Vol 4, No 2 (2022): KIERAHA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/kmj.v4i2.4376

Abstract

Kejang demam paling sering dijumpai pada anak. Sekitar 16 % penderita mengalami kejang demam berulang. Usia pertama kali kejang, jenis kelamin, suhu badan saat kejang, riwayat kejang demam dalam keluarga dan tipe kejang merupakan faktor risiko yang diketahui berhubungan dengan kejang demam berulang. Belum terdapat penelitian terkait hal ini di Maluku Utara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko kejang demam berulang pada anak penderita kejang demam di Maluku Utara, Indonesia. Penelitian observasional retrospektif ini dilaksanakan pada penderita kejang demam berulang berusia <18 tahun yang dirawat di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate tahun 2019-2021. Data mengenai usia pertama kali kejang, jenis kelamin, suhu tubuh saat kejang, riwayat kejang demam pada keluarga dan tipe kejang demam diperoleh dari rekam medis dan dilakukan analisis univariat. Hasil dari 50 pasien, 44% berusia 6-12 bulan, 74% merupakan laki-laki, 62% memiliki suhu tubuh ≤38◦C saat masuk rumah sakit, 98% tidak diketahui memiliki riwayat kejang demam di keluarga, dan 72% termasuk kejang demam sederhana.
KORELASI FLEKSIBILITAS OTOT LUMBAL DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH Angria Pradita
Kieraha Medical Journal Vol 4, No 2 (2022): KIERAHA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/kmj.v4i2.5523

Abstract

Salah satu kondisi kronis yang sering dialami oleh karyawan adalah nyeri punggung bawah (NPB) yang dipicu akibat tuntutan pekerjaan fisik maupun posisi postur statis pada karyawan kantoran. Beban kerja dengan rata-rata duduk statis di depan komputer sekitar 40 jam/minggu diasumsikan dapat meyebabkan penurunan fleksibilitas otot lumbal yang diduga berkontribusi besar dengan NPB. Penelitian ini bertujuan untuk menilai korelasi fleksibilitas lumbal dengan keluhan NPB pada karyawan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan (ITSK) RS. dr. Soepraoen Kesdam V/ Brawijaya. Penelitian ini merupakan sebuah studi observasional dengan desain cross sectional pada populasi 50 karyawan tenaga pendidik dengan kriteria umur 25-35 tahun, memiliki berat badan normal, berjenis kelamin perempuan maupun laki-laki dan bekerja duduk depan komputer selama 8 jam. Adapun tendik yang memiliki riwayat HNP, dan ankilosing spondylitis tidak diikutkan pada penelitian ini, maka diperoleh sampel berjumlah 30 responden. Data dikumpulkan dan dianalisis menggunakan SPSS metode Gamma dan Somers’d. Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai korelasi sebesar 0,382 menunjukkan korelasi datanya lemah. Maka, nilai signifikansinya menunjukkan 0,171>0,05 dengan kesimpulan studi ini menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi yang bermakna antara fleksibiltas otot lumbal dan keluhan nyeri punggung bawah pada karyawan.
Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate Nur Fajrurrachman Saleh; Dian Pratiwi; Nur Upik En Masrika
Kieraha Medical Journal Vol 4, No 2 (2022): KIERAHA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/kmj.v4i2.5345

Abstract

Latar Belakang: Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan suatu gangguan fungsi jantung akibat suplai darah yang membawa oksigen ke otot jantung berkurang. PJK merupakan penyebab kematian  tertinggi kedua dengan angka sebesar 12,9%.  Banyak faktor risiko yang dapat memengaruhi PJK namun belum ada data khusus terkait karakteristik PJK di Maluku Utara. Tujuan: Untuk mengetahui karakteristik penderita penyakit jantung koroner di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate Tahun 2018-2020. Metode: Penelitian deskriptif retrospektif dengan desain potong melintang ini dilakukan pada pasien PJK dengan teknik pengambilan total sampling dan menggunakan data rekam medik RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie. Hasil: Dari 115 kasus PJK, penyakit ini lebih sering terjadi pada spektrum klinis angina pektoris stabil (81,7%), kelompok umur 45-64 tahun (55,7%), jenis kelamin laki-laki (70,4%), perokok (63,5%), penderita hipertensi derajat I (22,6%), obesitas (37,4%), dislipidemia (60,0%), diabetes melitus (43,5%), komorbid PGK (8,7%), terapi medikamentosa (76,5%), dan komplikasi paling banyak adalah gagal jantung (54,8%). Kesimpulan: PJK paling banyak terjadi pada orang dengan spektrum klinis angina pektoris stabil, umur 45-64 tahun, jenis kelamin laki-laki, perokok, hipertensi, IMT diatas normal, dislipidemia, diabetes melitus, penyakit ginjal kronik, gagal jantung, dan terapi paling banyak digunakan adalah terapi medikamentosa.
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN BAWAH AKUT (ISPbA) PADA RUMAH SAKIT DI KOTA TERNATE Wahyunita Do Toka
Kieraha Medical Journal Vol 4, No 2 (2022): KIERAHA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/kmj.v4i2.5555

Abstract

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit yang disebabkan secara umum oleh infeksi mikroorganisme yang dikenal sebagai sumber morbiditas dan mortalitas penyakit menular pada saluran pernapasan baik atas (ISPaA) maupun bawah (ISPbA). Terapi pada infeksi saluran napas pada umumnya adalah antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai aturan dapat meningkatkan risiko terjadinya resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien terdiagnosis ISPbA pada rumah sakit di Kota Ternate. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan pengambilan data secara observasinal retrospektif. Sampel penelitian berjumlah 38 rekam medis pasien terdiagnosis ISPbA. Hasil penelitian menunjukkan penderita ISPbA lebih banyak diderita oleh laki-laki (57,9%) dengan kelompok umur 18-65 tahun (60,6%) dan diagnosis terbanyak adalah Pneumonia (73,7%). Penggunaan antibiotik terbanyak adalah antibiotik ceftriaxone (42,1%), diikuti antibiotik Levofloxacin dan kombinasi Cefotaxime-Gentamycin yang masing-masing (15,8%). Antibiotik yang paling sedikit digunakan adalah Azytromysin (1%). Dapat disimpulkan bahwa antibiotik yang paling banyak digunakan adalah ceftriaxone yang merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi ke-3. Dari hasil ini terlihat bahwa ceftriaxone dapat menjadi pilihan terapi pada pasien terdiagnosis ISPbA.
ETNOBOTANI TUMBUHAN BERACUN DAN PEMANFAATANNYA DI MALUKU UTARA, INDONESIA Muhammad Zulfian A. Disi
Kieraha Medical Journal Vol 4, No 2 (2022): KIERAHA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/kmj.v4i2.5522

Abstract

Provinsi Maluku Utara memiliki lautan luas yang diapit berbagai macam pulau dan merupakan provinsi yang dikenal sebagai penghasil rempah-rempah. Selain penghasil rempah Provinsi Maluku Utara terdapat berbagai jenis tumbuhan baik itu tumbuhan obat maupun tumbuhan beracun. Tumbuhan merupakan sumber daya hayati yang telah digunakan manusia sejak lama menandakan interaksi manusia dengan tumbuhan begitu penting terutama masyarakat pedalaman disebut sebagai Etnobotani. Tumbuhan racun mengandung senyawa kimia beracun yang mampu menghambat respon pada sistem biologis sehingga menyebabkan gangguan kesehatan. Identifikasi tumbuhan beracun diwilayah Provinsi Maluku Utara dilakukan pada tumbuh-tumbuhan beracun seperti Tumbuhan Brotowali, Buah Maja, Tagalolo, Bori, Bintaro, Talas, Akar Tuba, Balacai, Kecubung, serta Mojiu. Identifikasi jurnal ini dilakukan dengan cara observasi dan wawancara yang dilakukan dengan melihat pemanfaatan tumbuhan racun yang digunakan oleh masyarakat sekitar dan dilakukan perbandingan dengan literatur penelitian. Dari hasil identifikasi diperoleh data pemanfaatan tumbuhan racun yang telah diidentifikasi di Provinsi Maluku Utara yaitu sebagai bahan pembasmi hama pada tanaman, racun ikan dilaut, serta membuat efek memabukkan dan halusinasi. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tumbuhan beracun merupakan tumbuhan dengan potensi yang sangat besar pemanfaatan dalam bidang pertanian sebagai pestisida nabati untuk mengatasi, mencegah dan membunuh hama.
Profil Pengguna Kontrasepsi Di Puskesmas Kalumata Kota Ternate Dara Puspita Irbani
Kieraha Medical Journal Vol 4, No 2 (2022): KIERAHA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/kmj.v4i2.2874

Abstract

World Population Data Sheet 2016 menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak yaitu 259 juta orang. Pemerintah berupaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dengan salah satu program yaitu keluarga berencana.Program ini menitik beratkan untuk menekan pertumbuhan penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak melalui penggunaan alat kontrasepsi bagi pasangan usia subur. Pada tahun 2018, cakupan pengguna kontrasepsi aktif secara nasional yaitu sebesar 63,27%. Sementara target yang harus dicapai yaitu sebesar 66%, hal ini menunjukkan secara nasional program keluarga berencana belum mencapai target. Provinsi Maluku Utara berada pada posisi ke delapan terendah dengan cakupan sebesar 52,40%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana profil penggunaan kontrasepsi di Puskesmas Kalumata Kota Ternate. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi dan terdata di Puskesmas Kalumata. Hasil penelitian terhadap pengguna kontrasepsi di Puskesmas Kalumata periode Januari-Desember 2019 menunjukkan bahwa mayoritas pengguna berusia 21-35 tahun; berpendidikan SMA/sederajat; bekerja sebagai ibu rumah tangga; berparitas 1-2; mayoritas merupakan pengguna baru; dan metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah metode kontrasepsi modern jenis suntik.
KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS RESISTAN OBAT DI RSUD Dr. H. CHASAN BOESOIRIE Uways Al Qarni Bayan
Kieraha Medical Journal Vol 4, No 2 (2022): KIERAHA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/kmj.v4i2.4651

Abstract

Latar belakang: Tuberkulosis resisten obat merupakan salah satu penyulit dalam tatalaksana tuberkulosis. Pada tahun 2016, sekitar 240.000 kasus mortalitas akibat tuberkulosis disebabkan oleh resistensi obat. Indonesia menempati peringkat ke-27 negara dengan beban tuberkulosis resisten obat tertinggi di dunia. Belum pernah ada penelitian mengenai hal ini di Maluku Utara. Tujuan: Mengetahui karakteristik pasien tuberkulosis resisten obat di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie.  Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian diambil dari data rekam medis penderita tuberkulosis di bagian Paru RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate periode Januari 2017-Desember 2020. Hasil: Dari 22 penderita tuberkulosis resisten obat, 40,9% berusia >45 tahun, 54,5% laki-laki, 81,8% memiliki riwayat menderita tuberkulosis, 90,9% menderita tuberkulosis pulmonal, 50% berpendidikan terakhir SMA atau sederajat, 31,8% merupakan ibu rumah tangga, dan 36,4% berasal dari Ternate. Simpulan: Karakteristik penderita tuberkulosis resisten obat di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate periode Januari 2017 – Desember 2020 didominasi oleh laki-laki, usia  >45 tahun, penderita tuberkulosis lama, terdiagnosis tuberkulosis pulmonal, berpendidikan  terakhir SMA atau sederajat, bekerja sebagai ibu rumah tangga, dan berasal dari Kota Ternate. 
EFEKTIFITAS KOMBINASI INFRARED, TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN MUSCLE ENERGY TECHNIQUE TERHADAP PENURUNAN NYERI OSTEOARTHRITIS LUTUT Sartoyo Sartoyo; Angria Pradita
Kieraha Medical Journal Vol 4, No 2 (2022): KIERAHA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/kmj.v4i2.5781

Abstract

Osteoarthritis (OA) adalah salah satu penyakit degeneratif yang menyerang sendi synovial yang berakibat pada penurunan fungsi lutut dan menurunkan kualitas hidup lansia. Selain perawatan medis, OA juga memerlukan penanganan fisioterapi guna meningkatkan fungsional lutut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kombinasi intervensi infrared, transcutaneous electrical nerve stimulation dan muscle energy technique terkait kunjungan frekuensi fisioterapi. Desain penelitian ini merupakan randomized pre test-post test control group dilakukan di RS. dr. Soepraoen Kesdam V/ Brawijaya Malang pada bulan Januari-Mei 2022 dengan populasi 38 orang dengan pengambilan sampel secara acak yang memenuhi kriteria ekslusi dan inklusi. Sehingga diperoleh 30 responden yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok A intervensi fisioterapi dengan frekuensi 2x seminggu dan kelompok intervensi fisioterapi dengan frekuensi 3x seminggu. Prosedur pemberian intervensi fisioterapi menggunakan IR dengan durasi waktu selama 15 menit dengan jarak 30 cm; Pemberian TENS menggunakan intensitas arus pendek 50ms pada 20-150 Hz dengan durasi 10-15 menit. Serta pemberian MET diberikan selama 10 detik sebanyak 3 set dan diulangi 4 kali repetisi. Uji hipotesis menggunakan Mann-Whitney pada kelompok A pre-post sebanyak 5,00-4,00 dengan selisih median 1,00; dan kelompok B pre-post sebanyak 5,00-4,00 dengan selisih median 2,00 hasil nilai p menunjukkan 0,00 < 0,05, maka terdapat perbedaan bermakna baik dari pemberian interfensi dengan frekuensi kunjungan 2kali dan 3kali seminggu. Selisih median antar kelompok, secara klinis memiliki perbedaan bermakna dari kelompok frekuensi 2 kali seminggu dan kelompok 3 kali seminggu. Namun, akan mendapatkan hasil yang signifikan lebih besar dengan frekuensi intervensi Fisioterapi sebanyak 3 kali seminggu
TORSIO TESTIS UNILATERAL PADA UNDESENSUS TESTIS BILATERAL: LAPORAN KASUS Aron Pirade
Kieraha Medical Journal Vol 4, No 2 (2022): KIERAHA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/kmj.v4i2.5827

Abstract

Undesensus testis (UDT) didefinisikan sebagai ketiadaan testis pada kantong skrotum akibat dari kegagalan pada proses testis yang seharusnya turun dari rongga abdomen ke kantong skrotum. UDT meningkatkan resiko terjadinya torsio testis. Kasusnya terdeteksi pada 0,8-1% orang dewasa dan anak (≥1 tahun). Kami melaporkan sebuah laporan kasus torsio testis dextra pada laki-laki 23 tahun yang telah mengalami undesensus testis bilateral. Pasien datang dengan keluhan nyeri pada benjolan di regio inguinal dextra disertai tidak terabanya kedua testis pada skrotum. Dilakukan pemeriksaan ultrasound (US) yang menunjukkan adanya testis pada Canalis inguinalis. Diputuskan untuk dilakukan operasi bersifat emergensi. Intraoperasi, ditemukan testis mengalami torsio dan sudah terjadi nekrosis (berwarna kehitaman). Pasien diputuskan untuk dilakukan tindakan orchidectomy. Angka harapan testis viable kembali setelah mengalami torsio pada kasus UDT hanya 10%. Orchidectomy disarankan untuk dilakukan pada torsio testis non-viable (telah mengalami nekrosis). Konseling, informasi dan edukasi perlu dilakukan kepada pasien dan keluarga mengenai orchidectomy sebagai pilihan satu-satunya.
Gambaran Wanita Penderita Mola Hidatidosa di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate tahun 2016-2021 Ferdy Batti; Muhammad Irwan Sulaiman; Nurul Hikmah Petrana
Kieraha Medical Journal Vol 4, No 2 (2022): KIERAHA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/kmj.v4i2.4514

Abstract

Kejadian mola hidatidosa di Asia lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara barat 1:120 kehamilan dan di Indonesia rata-rata dari 1:100-141 kehamilan. Mola Hidatidosa adalah kehamilan abnormal yang sebagian atau seluruh villi korialis mengalami degenerasi hidropik. Namun, belum ada penelitian terkait hal ini di Maluku Utara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran wanita penderita mola hidatidosa di bagian obstetri dan ginekologi RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif pada 56 penderita mola hidatidosa yang dirawat sejak 2016 hingga 2021. Data terkait usia, usia kehamilan saat terdiagnosis, paritas, keluhan utama, pendidikan, dan riwayat mola hidatidosa didapatkan dari rekam medis dan dilakukan analisis univariat. Hasil penelitian dari 56 penderita diperoleh 1,21% usia ≥35 tahun, 57,1% pada kehamilan trimester kedua, 53,6% paritas multipara, 65,8% keluhan utama perdarahan pervaginam, 51,8% tingkat pendidikan SMA dan 100% tidak memiliki riwayat mola hidatidosa sebelumnya. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa gambaran wanita penderita mola hidatidosa yakni usia ≥35 tahun, usia kehamilan trimester kedua, paritas multipara, keluhan utama perdarahan pervaginam, tingkat pendidikan SMA, dan tidak memiliki riwayat mola hidatidosa sebelumnya.

Page 1 of 1 | Total Record : 10